Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting, Pemda Gelar Rembuk Stunting.

By admin 20 Okt 2022, 04:43:32 WIB Kesehatan
Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting, Pemda Gelar Rembuk Stunting.

Tiakur-news.malukubaratdayakab.go.id- Pemerintah Kabupaten Maluku Barat melalui Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan  Rembuk Stunting dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di Maluku Barat Daya, dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda MBD, Johzes H. F. Leunufna, SE, dan didampingi Kepala Bappedalitbang, Eduard J. S. Davidz, ST, M.Eng, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, M. Rahakbauw, A.Mk dan Ina Parenting MBD, Ibu Rely Noach. Kegiatan ini berlangsung di Cafe Koli, Rabu (19/10/2022), yang dihadiri oleh Pimpinan OPD terkait dan Kepala Puskesmas.

Stunting menjadi isu prioritas nasional, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Penetapan ini didasarkan pada fakta kasus stunting di Indonesia melebihi batas toleransi yang ditetapkan WHO, yakni maksimal seperlima dari jumlah keseluruhan balita (sekitar 20 persen). Bahkan setelah terjadi penurunan hingga tujuh persen, jumlah balita stunting di Indonesia masih berada pada angka 30,7 persen.


Baca Lainnya :

Sambutan Bupati Maluku Barat Daya,  Benyamin Th. Noach, ST yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda MBD, Johzes H. F. Leunufna, SE, mengatakan, permasalahan stunting telah menjadi agenda Pembangunan Nasional dan Kabupaten Maluku Barat Daya, dan telah memasuki tahun ketiga ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten lokus prioritas dalam penurunan stunting di Provinsi Maluku, dengan tingkat prevalensi stunting yang cukup tinggi. Tahun 2019 tingkat prevalensi balita stunting di Kab.MBD mencapai 29,6% berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

"Tingkat prevalensi stunting masih tinggi,  perlu segera kita atasi bersama, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, individu maupun swasta harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting" ujar Johzes dalam menyampaikan sambutan Bupati.

Johzes menambahkan, sesuai Perpres 72 tahun 2021 telah ditetapkan 5 pilar strategis nasional percepatan penurunan stunting, yakni peningkatan komitmen dan visi pemerintah, peningkatan komunikasi perubahan prilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi, serta penguatan dan pengembangan sistem data, informasi riset dan inovasi.


"Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut, maka hari ini kita mengadakan rembuk stunting. Saya harapkan dapat meningkatkan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kab.MBD yang kita cintai." harap Bupati..

Bupati menyampaikan terima kasih kepada Ketua TP-PKK, Ibu Rely. Noach,  selaku Ina Parenting Maluku Barat Daya bersama seluruh jajarannya yang senantiasa hadir di tengah masyarakat untuk bersama-sama dalam membantu dan memberikan motivasi kepada keluarga untuk tetap hidup sehat serta juga memberikan pengetahuan kemampuan keluarga untuk tetap memberikan perhatian dan makanan bergizi kepada setiap ibu hamil dan anak balita.

Dalam kesempatan yang sama, Ina Parenting Kab.MBD, Ibu Rely Noach menyampaikan stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Balita pengidap stunting memiliki tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dibandingkan teman seusianya.

"Kondisi ini bukan saja menurunkan rasa percaya diri, tapi juga mempengaruhi kualitas sumber daya para balita hingga di masa mendatang. Yang menjadi kekuatiran utama adalah bukan pada ukuran tinggi badan anak, akan tetapi efek yang ditimbulkan dari kasus stunting, karena gizi buruk yang terjadi pada balita dalam waktu yang panjang sulit untuk diperbaiki, seperti penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit, serta resiko mengalami penyakit tidak menular di saat dewasa" tutur Ina Parenting.


Istri bupati MBD juga menambahkan, prevalensi stunting di Maluku Barat Daya cukup tinggi 29,6%, dibandingkan pervalensi stunting Provinsi Maluku 28,7%. Hal ini menandakan perlunya kerja keras dan kerja ekstra untuk menurunkan angka pervalensi tersebut.

"Jika kita bekerja bersama, berkolaborasi bersama, kita akan  mampu menurunkan angka stunting menuju target nasional yakni dibawah 20% di tahun 2024" harap ibu Rely.

Ina Parenting Kab.MBD menambahkan, kunci pencegahan kasus stunting adalah perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah 2 tahun, perlu diupayakan secara kesinambungan dalam memenuhi gizi spesifik dan gizi sensitif. memerlukan keterpaduan lintas sektor dan untuk mewujudkan hal ini diperlukan intervensi, perhatian dan kehadiran Pemerintah Daerah. Melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi dan pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu. Masyarakat juga mengoptimalkan peran dalam upaya menanggulangi stunting.


Lebih lanjut Rely Noach, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjuang bersama dalam berbagai upaya yang dilakukan dalam penanggulangan dan pencegahan stunting. Dirinya berharap moment hari ini memantapkan langkah bersama mewujudkan Maluku Barat Daya yang bebas stunting.

Rembuk Stunting ini membahas tentang peningkatan target lokus stunting; upaya dalam mengedukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam percepatan penurunan angka stunting, komitmen OPD dan stakeholder lainnya dalam percepatan penurunan angka stunting melalui program orangtua asuh. Disamping itu juga penyelarasan program kegiatan dan sinergitas antar OPD terkait penganggaran dan afirmasi kebijakan dalam program percepatan penurunan angka stunting tahun 2023. Kalwedo. (Kominfo69) 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment